Jakarta - Setelah terbongkarnya identitas dokter palsu Aisha Wardhana yang menjadi relawan lepas Aksi Cepat Tanggap (ACT), lembaga yang bergerak di bidang kemanusiaan tersebut berjanji akan melakukan perbaikan dalam rekrutmen petugas medis. ACT juga akan menjadikan kasus Aisha ini sebagai bahan introspeksi.
"Sebagai organisasi modern, otomatis kita akan melakukan perbaikan dalam proses perekrutan," ujar Syuhelmaidi Syukur, Vice President ACT, saat dihubungi detikcom, Sabtu (10/9/2011) malam.
Syuhel menjelaskan, sebenarnya ACT sudah mempunyai standar perekrutan relawan. Namun, pihaknya tidak bisa melakukan pola rekrutmen yang ketat terhadap relawan.
"Kita kan merekrut relawan, dan itu berbeda dengan merekrut karyawan. Tidak mungkin kan kalau kita adakan tes psikotes dalam pola rekruitmen itu," jelasnya.
Syuhel menyatakan, bahwa pihak ACT amat menyesali kasus Aisha ini. Ia mengatakan bahwa kasus ini akan menjadi bahan introspeksi dan sebuah pelajaran berharga untuk merekrut relawan.
"Intinya kita akan lebih baik lagi dalam proses merekrut relawan," janji Syuhel.
Sumber: DetikNews
"Sebagai organisasi modern, otomatis kita akan melakukan perbaikan dalam proses perekrutan," ujar Syuhelmaidi Syukur, Vice President ACT, saat dihubungi detikcom, Sabtu (10/9/2011) malam.
Syuhel menjelaskan, sebenarnya ACT sudah mempunyai standar perekrutan relawan. Namun, pihaknya tidak bisa melakukan pola rekrutmen yang ketat terhadap relawan.
"Kita kan merekrut relawan, dan itu berbeda dengan merekrut karyawan. Tidak mungkin kan kalau kita adakan tes psikotes dalam pola rekruitmen itu," jelasnya.
Syuhel menyatakan, bahwa pihak ACT amat menyesali kasus Aisha ini. Ia mengatakan bahwa kasus ini akan menjadi bahan introspeksi dan sebuah pelajaran berharga untuk merekrut relawan.
"Intinya kita akan lebih baik lagi dalam proses merekrut relawan," janji Syuhel.
Sumber: DetikNews